header

Menulis Narasi Dengan Teknik Storytelling: Pengertian, Teknik, Cara, dan Tips

Posting Komentar

Artikel storytelling

Hi SobatMQ!
Kalau kamu masih penasaran dengan cara menulis artikel atau Narasi storytelling yang mudah, kamu berada di artikel yang tepat, Sob. Jika kemarin saya sudah membahas tentang menulis artikel feature, kali ini saya akan mengulas kembali tulisan tentang menulis artikel atau narasi storytelling yang menarik.

Tulisan ini saya rangkum dari materi webinar Good News From Indonesia (GNFI) yang saya ikuti. Pada Jumat, 24 Oktober 2025, saya menjadi salah satu dari ratusan peserta webinar kepenulisan ini. Acara yang dihelat secara daring sejak pukul 19.00-20.30 WIB ini menghadirkan narasumber seorang jurnalis dari GNFI.

Wanita berparas cantik yang bertindak sebagai pemateri pada malam itu adalah Firdarainy Nuril Izzah. Sebagai seorang jurnalis GNFI aktif, kak Firda, begitu sapaannya, menjelaskan mengenai cara membangun narasi tulisan dengan gaya storytelling.

Selain mengangkat tema storytelling. webinar ini juga mengajak para pesertanya untuk menerapkan materi yang didapat untuk menuliskan artikel inspiratif para tokoh peraih SATU Indonesia Award dari Astra Tbk.

Jika SobatMQ juga termasuk salah satu penulis yang ingin membuat artikel inspiratif tentang suatu tokoh atau kisah inspiratif yang memberi perubahan, kamu bisa menyimak tulisan ini sampai akhir ya. Selamat membaca :)

Pengertian Menulis Artikel Storytelling


SobatMQ, dalam membuat tulisan storytelling artinya kamu sedang membuat sebuah narasi dengan metode bercerita. Karena seperti sedang bercerita, maka tulisan kamu lebih mudah dicerna dan dipahami oleh orang lain maupun pembaca.

Membangun narasi tulisan dengan gaya storytelling yaitu merangkai fakta, dengan emosi, dan detail naratif sehingga membuat tulisan lebih mudah dicerna, dipahami, dan diingat." (Firdarainy, jurnalis GNFI)


Namun Sob, dalam hal menulis artikel inspiratif, seperti artikel berita, tulisan yang kamu buat bukan merupakan tulisan fiksi maupun karangan ya. Tulisan tersebut benar-benar-benar berupa fakta atau informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Jadi kamu tidak bisa mengarang, dalam membuat tulisan.

Untuk mempermudah pemahaman, kamu bisa melihat seperti pada tulisan berikut ini:

Tulisan ke-1:

Banjir bandang, menerjang Desa Suka Maju, Jumat (15/3) sebanyak 150 rumah terendam dan ribuan warga mengungsi ke tempat aman.

Tulisan ke-2:

Air tak lagi mengalir, tapi menghantam Desa Suka Maju. Mulyono (45) hanya bisa memeluk erat dua anaknya di atap rumahnya, menyaksikan kehidupan mereka tersapu arus gelap.

Dari kedua tulisan di atas, bisakah kamu melihat perbedaannya? Dari contoh tulisan di atas, contoh pertama merupakan artikel berita, sedangkan contoh 2 menggunakan metode storytelling. Jika dijabarkan, maka didapat perbedaan mendasarnya sebagai berikut.

Artikel pertama merupakan artikel berita.
Artikel ini fokus pada apa yang terjadi, fokus isi berita menggunakan poin 5W1H. Memiliki struktur yang baku seperti pembuka (fokusnya), isi, penutup (disertai detail pendukung). Tidak mengedepankan emosi, rasa, dan lainnya. Yang penting tujuan utamanya menginformasikan peristiwa dengan cepat.

Sedangkan,

Artikel kedua merupakan artikel berita dengan metode storytelling.
Fokus pada rasa yang dialami. Struktur tulisan terdapat alur cerita, pembuka, konflik, dan resolusi. Tujuan artikel storytelling adalah melibatkan emosi dan membangun empati.

Mengapa Storytelling Penting?


Tulisan berita

Sob, kamu pasti bertanya, apakah semua berita bisa ditulis dengan metode storytelling? Menurut saya pribadi sebagai orang awam, ada kalanya saya lebih nyaman dengan tulisan storytelling. Mengingat gaya bahasa storytelling yang dekat dengan keseharian dengan penggunaan bahasa yang santai. Tidak membosankan. Saya seperti sedang membaca cerita, padahal berita.

Nah, dalam webinar bersama GNFI kemarin, Kak Firda juga memberikan alasan mengapa artikel storytelling sangat penting, berikut alasannya:
  • Cerita yang baik akan menarik pembaca.
  • Membangun emosi dan mendorong aksi.
  • Memperdalam pemahaman pembaca lewat cerita.
  • Membuat karya lebih diingat

Teknik Menulis Storytelling


1. Teknik Show, Don't Tell


SobatMQ, sering nggak sih kamu mendengar pembicara event menulis menggunakan istilah: 'Show, Don’t tell!" Jujur, awal mulai ngeblog, saya juga agak kurang paham, bagaimana maksudnya. Namun, setelah mengikuti webinar yang dijelaskan oleh Kak Firda, saya jadi lebih paham.

“Teknik Show don't tell, jangan beri tahu apa yang dirasakan, tetapi tunjukkan dengan tindakan dan dialog.” (Fidrdarainy)

Teknik show, don't tell ini lebih mudah dipahami dalam contoh kalimat berikut ini:

Telling:
Kondisi pengungsi di perbatasan sangat memprihatinkan

Showing:
Anak-anak dengan mata merah dan baju kusut berbagi sepotong roti di tenda yang bocor. Udara dingin, dan satu-satunya sumber air bersih berasal dari truk tangki yang datang sekali sehari.

Bisakah kamu pahami, Sob? Dari kedua contoh artikel diatas, kamu bisa melihat teknik showing menjelaskan tentang kondisi 'memprihatinkan' dengan penggambaran keadaan yang sebenarnya tanpa harus menyebutkan. Jadi pembaca bisa membayangkan sendiri apa yang terjadi di pengungsian tanpa harus menyebutkan dengan satu kata ‘memprihatinkan’ saja.

Jika saya ambil kesimpulan, teknik showing dalam artikel diatas adalah penjabaran dari kondisi sebenarnya yang dapat dilihat dan dirasakan penulis dari artikel 'telling' di atasnya. Setuju nggak?

Sob, dalam menulis dengan metode storytelling, kamu wajib mengaktifkan semua panca indera yang dimiliki, seperti mata-telinga-hidung-kulit (rasa). Bahkan, Kak Firda juga beberapa kali mengulang untuk mengikutsertakan hati dalam penulisan.

“Selalu libatkan hati dalam menulis berita storytelling.”


2. Gunakan Detail Sensorik


Sob, dalam hal penggunaan detail sensorik, kamu bisa mengajak pembaca untuk melibatkan panca indera. Bawa pembaca masuk ke dalam adegan demi adegan yang kamu tuliskan dalam cerita.

Kamu bisa melihat dalam contohnya berikut ini:
Angin laut berhembus menggigit (peraba) kulit. Bau amis (penciuman) ikan asin memenuhi udara, bercampur dengan garam (pengecap) yang terasa di bibir. Ombak menderu (pendengaran) menghantam perahu kayu yang catnya sudah mengelupas (penglihatan).

3. Karakter dan Konflik


Untuk menulis narasi storytelling, juga membutuhkan karakter dan konflik. Cerita hebat butuh karakter (siapa yang diceritakan) daan konflik (masalah apa yang dihadapi).

Karakter itu bisa seseorang, komunitas, atau suatu tempat. Dan tugas kamu sebagai penulis yang menjadikannya ‘nyambung: (relatable) dengan cerita yang kamu tulis.

Sedangkan,
Konflik adalah tantangan, rintangan, atau masalah yang harus dihadapi oleh si karakter. Konflik tidak melulu tentang orang per orang seperti perkelahian atau pertengkaran. Tetapi, konflik bisa saja tentang alam, kebijakan, atau diri sendiri dengan orang lain.

Bagaimana Menulis Artikel Feature dengan Metode Storytelling?


“Feature: beyond the basics.
(Firdarainy)

SobatMQ, dalam hal menulis artikel feature dengan menggunakan metode storytelling terdapat 2 tema yang bisa diterapkan:
  1. Narrative Arc yaitu urutan kejadian fisik.
  2. Themative Arc yaitu perjalanan perubahan emosi, pemahaman atau keyakinan karakter
Lebih mudah dilihat dalam dua contoh artikel berikut:

Narrative Arc: 

Seorang petani mengalami kondisi harga jual hasil pertaniannya jatuh, sehingga beliau menolak menjual hasil kebunnya. Kemudian beralih profesi menjadi seorang kuli bangunan

Thematic Arc: 

Petani yang mendapati harga jual hasil kebunnya jatuh, menjadi bingung dan marah. Kemudian beliau menerima dan menemukan semangat baru.

Sob, tips dari Kak Firda dalam menggunakan masing-masing tema ini adalah apa perjalanan emosional yang ingin saya tunjukkan?

Teknik Membangun Narasi


1. Pembuka (The Hook)


Jangan mulai dengan hal umum. Tetapi mulailah dengan adegan yang dramatis, kutipan yang mengejutkan, atau deskripsi kuat yang langsung membawa pembaca ke inti konflik. Contohnya seperti di bawah ini:

Hook dengan narasi biasa:


Nelayan di Kampung Tambak Lorok menghadapi kesulitan akibat kapal tangkap besar.

Storytelling dengan hook yang dramatis:


Jari-jari Tono yang pecah-pecah itu menggenggam erat jaring tua peninggalan ayahnya. Ia memandang laut lepas, dimana titik-titik lampu kapal pukat harimau merampas rezekinya.

2. Pengenalan Karakter dan Konflik


Bangun tensi dengan menunjukkan perjuangan, kegagalan, dan harapan, misalnya:
  • Tono bercerita bagaimana dulu satu kali melaut bisa menghidupi keluarganya seminggu.
  • Sekarang, hasil tangkapannya hanya cukup untuk membeli beras dan minyak.
  • Anaknya putus sekolah karena tidak ada biaya.
  • Ia mencoba melaut lebih jauh, meski perahunya kecil dan berbahaya.

3. Klimaks (Titik Puncak Konflik)


Klimak adalah titik puncak konflik atau momen yang paling intens. SobatMQ bisa menceritakan adegan yang paling membuat traumatis atau mengaduk-aduk emosi pembaca.

Misalnya:
Suatu malam, Tono nyaris tertabrak kapal besar yang melintas tanpa lampu. Ia selamat, tetapi jaring andalannya putus dan hilang ke laut. Ia terpaksa pulang dengan tangan hampa.

Sedikit saran dari Kak Firda, jika SobatMQ sedang menulis artikel inspiratif dengan teknik storytelling, untuk mendapatkan momen dramatis dalam artikel, kamu bisa bertanya seperti ini kepada narasumber dengan pertanyaan:

"Momen apa yang paling Anda ingat dalam peristiwa ini?"

"Momen apa yang paling membekas di hati
?

4. Resolusi


Dalam paragraf yang berisi resolusi, kamu bisa menuliskan apa yang terjadi setelah klimaks? Bagaimana keadaan tokoh sekarang? Apakah ada perubahan, pelajaran, atau harapan baru?

Masih melanjutkan dengan cerita Tono, berikut contoh resolusi yang bisa dituliskan:

"Tono kini memilih menjadi kuli pangkalan di pelabuhan, memanggul hasil tangkapan orang lain. Ia merasa kalah. Namun, di sela-sela kerjanya, ia mengumpulkan nelayan-nelayan muda untuk mendirikan koperasi, sebuah upaya terakhir melawan ketidakberdayaan."

5. Penutup yang Berkesan


Sob, kalau sudah asyik menulis, sulit nggak sih mengakhirinya? Bagi saya ini sangat sulit hehe. Namun, malam itu, melalui narasumber berwajah ayu ini, saya mendapat sebuah tips yang keren.

Akhiri tulisan dengan kalimat yang kuat, penuh makna. Bisa berupa kilas balik, pertanyaan retoris, atau gambaran." (Firdarainy, jurnalis GNFI)

Contoh penutup tulisan yang berkesan:

"Di gubuk reyotnya, jaring tua yang tersisa tergantung dalam. Bukan lagi sebagai alat mencari ikan, tetapi sebagai pengingat akan sebuah laut yang telah berubah dan seorang nelayan yang berusaha bertahan di tepiannya,"

Memainkan POV


Artikel feature

Sobat MQ, memainkan POV (Point of View) dalam sebuah tulisan sangat penting. Ada 2 tipe POV yang bisa dimainkan dalam sebuah tulisan dengan metode storytelling, yaitu:

1. Jarak dekat (Fly on the wall) 

Jarak dekat (Fly on the wall) yaitu mendeskripsikan apa yang dilihat dan didengar dengan sangat detail, misalnya:

"Keringat menetes di dagu Marijan, mendarat bak kristal garam yang dirasakannya."

2. Jarak dekat (Gods' eye)

Bisa memberikan konteks luas, kilas balik, atau masa depan, misalnya seperti berikut:

"Tiga puluh tahun lalu, gubuk ini adalah pusat dari segala kemakmuran keluarganya..."

Tips Menulis Feature dengan Gaya Storytelling


1. Laporan lapangan

Catat semuanya! Cuaca, ekspresi wajah, nada suara, percakapan singkat, dan perasaan penulis sendiri. Ini penting untuk memberi detail pada tulisan.

2. Wawancara untuk cerita

Bukan cuma fakta, tetapi tanyakan juga "Apa yang Anda rasakan?"

“Bisa ceritakan, apa yang Anda rasakan dari kejadian itu?"

3. Tulis Lead (pembuka)

Setelah selesai menulis. Biasanya lead terbaik muncul setelah setengah hingga akhir menulis.

4. Baca karya fiksi dan nonfiksi berkualitas

Pelajari bagaimana penulis hebat menggambarkan adegan dan karakter, misalnya Leila S Chudori.

5. Baca Karya dengan Keras

Rasakan, terdengar kaku atau mengalir, cari tahu apa yang perlu diperbaiki.

Mengelola Irama Cerita


1. Pacing cepat untuk adegan tegang/aksi

Gunakan kalimat pendek. Gunakan kata kerja aktif, dan meminimalkan deskripsi.

Contohnya:
"Air datang. Menerjang. Menghancurkan. Mulyono menjerit. Menarik anaknya. Lari."

2. Pacing lambat untuk adegan emosional/reflektif

Gunakan kalimat lebih panjang dan kompleks, perbanyak deskripsi sensorik.

Contohnya:
"Duduk di tepi rumahnya yang sepi. Marijan memikirkan kata-kata anaknya. Apakah ia terlalu keras kepala? Apakah warisan ini hanya beban di era yang berubah begitu cepat?"

Bagaimana Menerapkan Storytelling untuk Topik Berat?


1. Case Study Approach

Misalnya kamu mengambil topik undang-undang Cipta Kerja, maka jangan ceritakan tentang UU Cipta Kerja secara keseluruhan. Pilih satu pengusaha mikro.

Fokus pada pengusaha mikro: Bagaimana UU Cipta Kerja mengubah hidup pelaku UMKM?
Konflik yang jelas: Tantangan yang dihadapi dan impian pelaku UMKM

2. Explain Through Journey


Contohnya dalam judul:
Narasi biasa: Analisis Kebijakan Energi Terbarukan
Feature: Perjalanan Sinar Matahari Menjadi Listrik di Nusa Tenggara: Mimpi, Rintangan, dan Harapan (Mengikuti Proses dari awal hingga akhir. Jelaskan konflik dan kebijakan yang relevan.)

3. Awas Jebakan Dalam Tulisan

1. Overwriting yaitu terlalu banyak metafora atau deskripsi yang mengaburkan fakta. Setiap kata harus punya tujuan.
2. Melesat dari fakta semua elemen cerita harus berdasar fakta. Jangan menciptakan peristiwa
3. Kehilangan fokus. Cerita jadi sekadar daftar kejadian. "lalu..lalu..lalu.."
4. Memanipulasi emosi. Tidak perlu berupaya membuat pembaca menangis.

Penutup 


Sob, menulis narasi dengan metode storytelling memang membutuhkan latihan dan jam terbang. Jam terbang memang nggak bisa bohong. Semakin sering kamu melatih gaya bahasa serta tulisan kamu dengan baik, maka hasilnya akan semakin baik pula.

Semoga apa yang telah disampaikan oleh Kak Firda seperti yang saya tuliskan di atas bisa membantu kamu dalam menulis artikel tentang tokoh inspiratif ya. Semangat terus berlatih menulis narasi dengan metode storytelling ya. Semoga bermanfaat.

Salam,
Yunniew

Referensi:
Webinar GNFI oleh Firdarainy dengan judul 'Membangun Narasi Tulisan dengan Gaya Storytelling'
Tulisan MQ
Hi I'm Yunniew, nice to know that you sure interest visit to my blog. Here's my journey. If any inquiries or campaign please drop an email to Yunniew@gmail.com
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar