"Mami..lihat! Khaily sudah bisa menulis sendiri." anak kedua saya tiba-tiba menunjukkan buku tulisnya pada saya.
"Masa? Coba sini lihat." Saya langsung mengambil sebuah buku tulis yang disodorkan anak perempuan 4 tahunan itu pada saya.
"Masya Allah, tulisan Khaily rapi, hebat anak Mami, sudah bisa menulis sekarang." Saya memberinya pujian yang dibalas dengan senyum manis di bibirnya.
Hati saya juga tersenyum manis, anak kedua saya ini (akhirnya) bisa menulis juga. Sebelumnya saya bersusah payah mengajarkannya baca tulis, namun dirinya enggan mengikuti.
Berbeda dengan kakaknya yang lebih tua 2 tahun darinya, sang kakak lebih mudah diarahkan. Konon katanya anak tengah memang begitu, lain dari pada yang lain. Apa iya? Entahlah.
Pada kenyataannya memang middle love ini paling susah diarahkan, jika dirinya memiliki keinginan, tidak bisa ditolak. Dalam hal belajar bahasa saja, jika dirinya enggan, maka sekeras apapun usaha yang saya lakukan, takkan akan bisa membuatnya mau. Tapi kini, saya kaget dengan progress belajarnya yang signifikan.
"Ini tulisan apa Nak?" Saya pura-pura bertanya apa yang ditulisnya.
"Ini tulisannya 'Khaily anak hebat'...Ustadzah yang ngajarin." Tanpa saya tanya dirinya menjelaskan.
Ustadzah yang dimaksud Khaily adalah guru pembimbing les baca tulisnya. Saya kembali bersyukur dalam hati. Wah seperti apa usaha sang guru hingga membuatnya mampu? Apa rahasia guru les membaca anak sehingga dirinya dengan senang hati mengerjakan tugas? Berbagai pertanyaan lain pun muncul bersamaan.
Jika melihat ke belakang, betapa kerasnya usaha saya mengenalkan Khaily pada aktivitas pra menulis seperti bermain capit, memindahkan barang, atau pun mewarnai. Satu kegiatan yang paling disukai hanyalah mewarnai. Jangankan untuk menulis, mengenal huruf saja dirinya ogah.
Kekhawatiran Orang Tua Ketika Anaknya Belum Bisa Mengenal Angka dan Baca
"Masa anaknya tidak diajarkan baca tulis? Ibunya nggak kerja kan?"
"Sudah tahu huruf belum? Sebentar lagi sekolah lho."
Berbagai pendapat dari orang terdekat untuk anak seperti ini sudah biasa kan? Tentunya akan sangat bangga ditanggapi, jika sang anak sudah menguasai. Saya dulu dengan santai dapat menjawab pertanyaan ini untuk anak pertama saya. Usia 3 tahun dirinya sudah kenal alphabet bahkan bisa melafalkan huruf dan angka. Namun pada anak kedua? Sepertinya saya kehilangan kata-kata untuk menjawabnya.
"Setiap anak itu unik, begitu pun dengan cara belajarnya."
Bukan hal yang mudah bagi saya agar dapat mengajarkan anak-anak dengan konsisten setiap hari. Apalagi saya memiliki 3 buah hati yang hanya berjarak masing-masing 2 tahun saja. Memang ibu rumah tangga itu tidak bekerja secara formal, tapi waktu kerja rumahan melebihi kerja kantoran.
Saya sempat juga membuat sekolah ala rumahan untuk putri kedua saya ini. Ketika kakaknya sedang sekolah, si anak tengah ini juga bermain ala sekolah. Permainannya seperti anak pre-school, membaca cerita, mendongeng, main lego, menyusun balok, atau mewarnai.
Satu dua hari, aktivitas ini tidak masalah, namun ketika hari berganti minggu, aktivitas ini tidak lagi menyenangkan (buat saya). Saya mulai keteteran dengan berbagai pekerjaan rumah tangga, belum lagi jika emosi tidak stabil, aktivitas ini tidak lagi menarik. Kegiatan ini lebih banyak saya tunda, akhirnya tidak konsisten.
Waktu berjalan begitu cepat, hingga tak terasa waktu masuk sekolah taman kanak-kanak mulai dekat. Saya mulai khawatir perkembangan bahasanya tidak sama dengan teman sebaya. Saya mulai konsisten lagi mengajarkannya baca tulis. Tapi sepertinya mengajar anak mengenal angka dan baca tidaklah mudah. Saya menyerah.
Saya memilih mencarikan guru les untuk membantunya belajar. Keputusan ini saya ambil demi kewarasan bersama. Mana tahu jika belajar dengan orang lain, minat belajarnya berubah. Karena itulah saya membutuhkan tempat les membaca.
Manfaat Belajar Baca Tulis Usia Dini
"Anak-anak usia usia 3-5 tahun yang sudah bisa membaca memiliki rasa percaya diri yang tinggi."
Salah satu alasan saya mengajarkan anak agar bisa baca tulis sejak dini bukannya tanpa alasan. Dari banyak literatur dan buku tentang pendidikan anak usia dini, anak yang dapat membaca dengan lancar serta mampu memahami isi bacaan membuatnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Anak menjadi lebih berani dalam berinteraksi maupun bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Saya menyadari betapa pentingnya kemampuan baca tulis. Kemampuan ini bukan hanya menjadi bekal menuju pendidikan berikutnya, tetapi juga sebagai bagian dari pemahaman informasi. Kelak dirinya tidak mudah termakan hoax atau menyebarkan berita yang salah.
Beberapa manfaat belajar baca tulis usia dini terutama bagi anak antara lain:
1. Anak menjadi lebih percaya diri
Hal ini disebabkan dirinya dapat dengan mudah mengetahui serta memahami konteks informasi. Sehingga anak dengan kemampuannya memahami, merasa bisa sendiri tanpa bantuan orang dewasa.
2. Meningkatkan kemampuan sosial
Anak-anak dengan kemampuan bahasa yang baik mampu memberikan dampak pada kehidupan sosialnya, mereka menjadi lebih cakap dan mudah bergaul.
3. Bekal untuk pendidikan selanjutnya
Kemampuan baca tulis adalah kebutuhan esensial yang harus dimiliki anak. Kemampuan ini merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai sebagai bekal pendidikan selanjutnya.
Masih banyak lagi manfaat baca tulis bagi anak usia dini, diantara semua manfaat itu, utamanya membaca dapat merangsang kemampuan otaknya, melatih kemampuan imajinasi, serta menambah kosakatanya.
Untuk itulah, kemampuan ini berusaha saya berikan bahkan ketika usianya masih bayi. Saya terbiasa mengajaknya berbicara, mendongeng, atau membacakan buku. Tujuannya agar anak lebih mudah dalam memahami ilmu.
Peran Guru Les Privat Dalam Proses Belajar Baca Tulis Anak Usia Dini
1. Anak jadi lebih termotivasi untuk bisa
Saya pernah bertanya pada anak saya setelah selesai sesi les membaca dan menulis yang diikutinya. Apakah dirinya mulai bisa membaca buku bacanya? Anak saya menjawab dengan bangga,
"Bisa dong Mi, Khaily bisa membaca. Tadi Ustadzah kasih 'bintang'." Begitu katanya.
Dalam hati saya kaget, kenapa ya jika belajar dengan orang lain dirinya lebih cepat bisa? Salah satu alasannya anak-anak lebih termotivasi jika mendapat reward atau pengakuan dari orang lain. Baiklah, berarti saya memang harus menggunakan jasa kursus membaca dalam hal ini haha..
2. Anak senang mendapat pengakuan dari gurunya
Sob, kamu sepakat nggak jika anak lebih mudah menurut terhadap gurunya dibandingkan orang tua dalam hal belajar? Misalnya saja, pada anak saya, susah payah saya mengajarinya membaca per suku kata 'ba-bi-be-bo', namun ia tak juga bisa.
Tapi baru belajar beberapa hari dengan guru pendamping, anak saya dengan cepat menangkap apa yang diajarkan. Kadang saya berpikir, apa ada yang salah dengan metode pengajaran saya?
Ketika saya tanya pada anak, bagaimana bisa dia dengan mudah membaca dengan Ustadzah? Anak saya menjawab, karena dirinya senang jika mendapat ‘bintang’ dari gurunya. ‘Bintang’ artinya dia bisa membaca. Rupanya, anak juga bahagia jika mendapat pengakuan dari orang lain.
3. Guru Les mengajarkan dengan konsisten
Anak-anak kita sangat senang dengan pembelajaran yang disiplin. Nah ini yang menjadi masalah utama ibu rumah tangga. Konsisten. Niat hati ingin konsisten mengajarkan baca tulis, tapi rasa lelah bagai samudra luas yang harus diselami hehe..
Saya sadar, bahwa apa yang telah saya ajarkan pada anak-anak saya tidak begitu maksimal, sehingga saya memilih mendelegasikan apa yang tidak saya kuasai kepada guru les, karena mereka dapat mengajar secara konsisten.
4. Guru mengajarkan dengan penuh kesabaran
Entah kenapa ya ketika saya mengajarkan sesuatu pada anak sendiri, emosi mudah sekali tersulut? Berbagai alasan bisa jadi pemicunya. Makanya saya pribadi memutuskan memberikan putri saya les membaca dan menulis pada lembaga pendidikan saja.
5. Guru les menggunakan metode terbaru dalam pembelajaran
Saya juga menyadari keterbatasan saya dalam mengajar secara mandiri, sedangkan guru les dibekali skill mengajar dengan cara menyenangkan dan tanpa tekanan. Pantas saja anak kedua saya lebih memilih belajar sama guru lesnya dibandingkan dengan ibunya sendiri.
Melihat hasil hasil belajar di tempat kursus membaca anak memiliki progress yang baik, mengurangi rasa bersalah saya karena tidak dapat membersamai anak belajar secara full.
Untuk itu, saya ingin mengatakan pada semua orang tua dimanapun berada, jangan merasa bersalah ketika tak mampu mendampingi anak belajar secara mandiri. Mungkin sudah waktunya kita minta bantuan pada lembaga pendidikan profesional.
Salah satu lembaga profesional yang bisa membantu proses belajar anak dengan cara menyenangkan contohnya Kumon Indonesia. Kamu pasti sering mendengar tentang Kumon kan? Saya jelaskan sedikit ya.
Saya mendengar tentang Kumon sudah sejak lama. Keunggulan metodenya adalah agar siswa Kumon dapat melampaui tingkat kelasnya, jadi semacam pembelajaran akselerasi ya.
Salah satu lembaga profesional yang bisa membantu proses belajar anak dengan cara menyenangkan contohnya Kumon Indonesia. Kamu pasti sering mendengar tentang Kumon kan? Saya jelaskan sedikit ya.
Tentang Kumon Indonesia
Saya mendengar tentang Kumon sudah sejak lama. Keunggulan metodenya adalah agar siswa Kumon dapat melampaui tingkat kelasnya, jadi semacam pembelajaran akselerasi ya.
Mengutip dari Kumonglobal.com, Kumon adalah program pendampingan belajar di luar sekolah. Metode Kumon berasal dari Jepang, dan sudah ada sejak tahun 1954.
Dengan metode yang diciptakan oleh Toru Kumon, terbukti berhasil membawa anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan. Karena anak-anak merasa tidak seperti belajar, tetapi belajar rasa bermain.
Cara belajar yang cepat dengan tingkatan yang tepat dapat membantu anak menemukan cara belajar dan memecahkan soal sesuai kemampuan mereka. Kamu bisa melihat beberapa keunggulan Belajar di Kumon berikut ini.
Keunggulan Belajar di Kumon
1. Tersedia pilihan kelas dan subjek mulai dari pra sekolah hingga SMA
Pilihan kelas yang bisa diikuti di Kumon mulai dari usia pra sekolah yaitu usia 3-5 tahun, kelas SD, SMP, dan kelas SMA. Sedangkan subjek yang bisa diikuti yaitu Bahasa Indonesia Kumon, Matematika, dan Bahasa Inggris.
2. Anak dilatih untuk belajar secara konsisten dan mandiri
Sob, kamu percaya nggak kalau mencintai ilmu itu bisa dibentuk? Jadi siswa Kumon dilatih untuk belajar secara konsisten dan mandiri setiap hari, tujuannya adalah anak dilatih belajar dengan konsisten hingga menjadi habit baik.
Misalnya saja untuk kelas Bahasa Indonesia, siswa Kumon dilatih untuk membaca bersuara serta membaca dengan cepat. Dengan kemampuan membaca dengan cepat, ditambah dengan pemahaman yang baik, hal ini tentu saja akan meningkatkan kemampuan menulis dan membaca anak sehingga siswa Kumon lebih percaya diri, sehingga mereka menjadi lebih suka membaca.
Dengan demikian belajar menjadi sebuah kebutuhan. Di Kumon, anak-anak diajarkan untuk semangat belajar secara konsisten, mandiri, dan proaktif melalui lembar tugas.
3. Belajar menyenangkan layaknya bermain
Siswa Kumon sudah terbiasa mengerjakan lembar tugas setiap hari. Mereka tidak merasa tertekan dengan adanya tugas setiap hari, karena cara pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode menyenangkan layaknya bermain. Lembar kerja Kumon dibuat tidak monoton, namun lebih menyenangkan sehingga menarik minat anak-anak untuk belajar.
4. Menggunakan metode terbaru
Metode yang diajarkan di Kumon menggunakan metode terbaru dengan adanya Kumon Connect. Metode Kumon Connect dirancang untuk dapat melatih konsistensi dan kemandirian, sehingga menjadikan anak-anak lebih proaktif selama pembelajaran.
Oh ya dengan sistem pembelajarn menggunakan Kumon Connect, metode pembelajaran menjadi lebih praktis, efisien, sekaligus paperless. Wah sebuah inovasi baru baru belajar dengan Kumon Connect.
5. Bisa belajar dimanapun dan kapanpun dengan Kumon Connect
Kumon Connect bisa diakses kapanpun dan dimanapun menjadikan anak-anak dapat belajar secara fleksibel. Mereka bisa mengakses lembar tugas melalui tab dan mengerjakannya kapanpun dan dimanapun mereka bisa.
Guru pembimbing pun dapat mengoreksi lembar tugas secara langsung, sehingga hasil belajar dapat dilihat juga oleh orang tua maupun siswa Kumon. Kumon Connect ini juga sudah menyediakan semua materi pelajaran mulai dari audio, lembar kerja, hingga textbook.
Kalau kamu tertarik ingin menjadi siswa Kumon, kamu bisa mengikuti Coba Gratis Kumon.
Ayo, Ikuti Coba Gratis Kumon Periode November 2024
Dengan segala keunggulan yang ada pada les membaca dan menulis Kumon, kamu bisa membuktikan sendiri dengan menjadi siswa Kumon secara gratis. Mau tahu caranya? Kamu bisa mengikuti program Coba Gratis Kumon periode November ini.
Mengapa kamu perlu mengikuti Coba Gratis Kumon? Disini kamu akan mendapatkan beberapa keuntungan seperti berikut ini lho.
- Mendapatkan gratis tes penempatan untuk mengetahui kemampuan level belajar kamu.
- Mendapatkan gratis konsultasi dengan pembimbing seputar belajar.
- Bisa gratis belajar selama 2 minggu sebanyak 4x pertemuan.
- Kamu juga bebas memilih subjek yang ingin diikuti seperti Bahasa Indonesia, Matematika, ataupun Bahasa Inggris
Sob, Coba Gratis Kumon ini akan berlangsung selama 2 periode, yaitu pada periode satu berlangsung dari tanggal 1-14 November 2024. Sedangkan pada periode 2 akan berlangsung dari tanggal 18-30 November 2024.
Coba Gratis kumon ini bisa diikuti mulai dari jenjang usia 3-5 tahun, SD, SMP, dan SMA. Jadi, ayo manfaatkan kesempatan emas ini. Mumpung masih ada periode Coba Gratis Kumon. Bisa ajak saudara, teman atau adik kamu ya!
Terima Kasih Pada Semua Guru, Pahlawan Literasi Untuk Cerdaskan Negeri
Sob, pada dasarnya semua anak suka belajar. Jika kita sebagai orang tua bisa menemukan metode pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi mereka. Anak-anak sejatinya memiliki pola kebiasaan belajar yang baik, konsisten, dan disiplin. Hanya saja tidak semua orang tua menyadarinya.
Kemampuan baca tulis pada anak usia dini adalah pondasi dasar kemampuan belajar. Saya merasakan betul, bagaimana kurikulum sekolah dasar sekarang sudah menerapkan materi pemahaman, alih-alih belajar membaca ejaan.
Ilmu pengetahuan begitu cepat, begitu pun kurikulum pembelajaran. Jika tidak bergerak dengan cepat, apakah anak-anak kita mampu bersaing dengan zaman? Jika hanya diri sendiri yang diandalkan, akan banyak ketertinggalan yang dirasakan.
Untuk itu, saya delegasikan tugas ini pada tenaga profesional seperti guru les, merekalah support sistem belajar bebas stres pada anak-anak saya.
Rasanya tidak berlebihan apabila saya mengatakan dengan adanya guru les, aktivitas belajar baca tulis anak-anak terasa menyenangkan. Mereka adalah pahlawan literasi sebagai support system pembimbing belajar di luar sekolah. Terima kasih untuk semua guru les sebagai pahlawan literasi untuk mencerdaskan negeri.
Salam,
Yunniew
Referensi:
https://id.kumonglobal.com/
Guru les memang bisa jadi mitra orang tua dalam meningkatkan literasi anak dalam membaca dan menulis
BalasHapusDulu taunya Kumon buat les matematika doang, ternyata ada buat les baca tulisnya juga, ya. Menarik ini.
BalasHapusKumon dengan pengalaman bertahun-tahun dan banyaknya ulasan positif dari orang tua maupun anak-anak yang belajar di sana membuktikan cara pembelajarannya diakui kebermanfaatannya. So recommended
Pengakuan dari orang dewasa, guru itu penting banget ya mbaa untuk menambah pede anak. Menarik juga les kumon kupikir cuma isinya ajarin cara cepat belajar matematika, silp..makasih sharingnya mbaa
BalasHapusBaru tahu sejarahnya Kumon, ternyata lahir di Jepang dan sudah berpuluh tahun yang lalu yah. Pantas saja Kumon sangat diminati, metode belajarnya sudah terbukti yah.
BalasHapusKetiga anakku bisa baca tulis karena tiap sore diajarin yang kung nya baca dengan metode lama... ini budi, ini ibu budi dst...
BalasHapusKalau KUMON sih dah kuat brandingnya sebagai tempat belajar matematika... Seperti anak2ku dulu les kumon di dekat rumah... Efeknya luar biasa, anak jadi suka belajar matematika. "Konsisten dan mandiri" itu bener-bener bukan hanya slogan deh...
Katanya, sih, anak kedua memang lain dari yang lain. By the way, kelebihan belajar di tempat les itu biasanya memang lebih menyenangkan, sehingga anak lebih mudah dan cepat paham.
BalasHapusKadang emang perlu orang ketiga buat mengajarkan anak. Kalau sama orang tuanya malah jadi manja dan males-malesan belajar. Apalagi orang tuanya kalau cape dan bisa emosi lama-lama hehehe
BalasHapusMemang guru les itu bisa jadi pilihan biar anak mau belajar dan punya target. Apalagi kaya kumon kan udah punya metode pembelajaran yang pastinya bikin anak nyaman dan semangat belajar.
Kadang emang perlu orang ketiga buat mengajarkan anak. Kalau sama orang tuanya malah jadi manja dan males-malesan belajar. Apalagi orang tuanya kalau cape dan bisa emosi lama-lama hehehe
BalasHapusMemang guru les itu bisa jadi pilihan biar anak mau belajar dan punya target. Apalagi kaya kumon kan udah punya metode pembelajaran yang pastinya bikin anak nyaman dan semangat belajar.
Setelah baca artikel dari kak yuni jadi tahu sejarah kumon ini. Kumon kuat sekali brandingnya sebagai pendamping pendidikan formal, jadi terbayang sih peran guru lesnya dalam mendampingi belajar anak-anak
BalasHapusTernyata KUMON menyediakan kelas hingga SMA ya, saya kira hanya untuk anak SD saja. Jadi ingin mengikuti coba gratisnya untuk kiddos nih
BalasHapusWahhh,,,, kesempatan bagus ini cobain kelas gratis kumon buat anak-anak.. Cocok banget buat dikecil yang masih TK ikutan kelas les membaca dan menulis buat persiapan masuk SD.
BalasHapus